Kamis, 05 Juli 2012

Tiga Juliku

Diposting oleh Nisa Dewi Suni di 05.51
 Tiga Juli.
   Dari rumah sederhana berseragam hijau lengkap dengan aksesoris bunga-bunga di taman kecil, langkah pertamaku ku ayunkan menapaki sebuah perjalanan menuju Cempaka 15A. Hari yang telah dibayangkan ratusan waktu yang lalu. Hari dimana sebuah harapan tentang kalam Tuhan yang selalu diagungkan rasanya akan terwujud sesaat lagi, hari dimana aku merasa bahwa Allah akhirnya membukakan jalan setelah menggodok sekian lamanya kesiapan.

   Godokan-godokan berupa ketakutan, keraguan, bahkan godokan menghadapi apa yang mereka sebut "cinta".
   "Kalam ini suci, suci dari Yang Maha Suci. yang harus dijaga semampu diri, sekuat apapun seumur hidupmu, saat kau bertekad menghafalnya jangan sampai hilang di tengah jalan." mereka berkata seolah menakuti, membuat aku si penakut ini jadi bertambah takut mencoba hal yang baru, termasuk yang satu ini, menghafal kalam Illahi.
    "Kalam ini berbahasa Arab, jelas bukan bahasa kita, sulit bagi kita untuk menghafalanya."
    "Usia kita, sudah remaja, sudah tidak lagi anak-anak, biasanya kekuatan hafalan anak-anak kan lebih kuat, kalo kita sudah banyak yang dipikirkan pasti sulit." mereka berceloteh dari kutub yang manusiawi, dari sebuah kutub bernama keraguan.
    "Godaan terbesar di usia remaja adalah soal asmara, cinta yang kadang kita ga tau kenapa bisa tumbuh di hati kita, tiba-tiba kita hanya tahu kita memikirkannya setiap saat, meridukannya dan ingin tahu tentangnya sekecil apapun. konsenterasi kita akhirnya pada cinta, bukan pada ayat-ayatNya , cinta terhakiki dariNya." mereka berkata dengan pengetahuan, dan kesadaran akan kefuturan.
   
Imam Syafi`i berkata,
Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, Imam Waki’ bin Jarrah. Guruku lalu berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku juga berkata, ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu itu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang suka berbuat maksiat.’”
Ibn Al-Qayyim menulis bahwa,
“Sesungguhnya ilmu adalah sinar yang diletakkan oleh Allah di dalam hati, sedangkan maksiat memadamkan sinar tersebut
     Mereka. Mereka adalah aku didalamnya, semua itu mempengeruhi hemat pikir yang sederhana, semua itu menjadi alasan berjuta yang mengalahkan harapan suci, mimpi yang telah terpatri di hati, akan kalam suciNya yang indahnya sejati.
     Sejak dini, manusia lalu menjadi remaja dan dewasa, lalu menjadi senja semua adalah bukti dari kalamNya "sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)." (Al-Insyiqaq : 19). 
     Seperti itu pulalah aku merasa bahwa, Allah sedang menggodok sebuah rasa bernama "siap". membiarkannya melalui tingkatan-tingkatan ketakutan bahkan keraguan,


----

    sampai saat di tiga juli.

    dengan izinnya sirna sudah keraguan itu, Allah menancapkan sebuah keberanian, dan kesiapan untuk melangkah, selaras dengan jalan yang dibukaNya. sebuah istana ilmu bernama Miftakhul Khair, (Kunci Kebaikan), dengan seorang guru yang cantik jelita membimbing dengan penuh sabar.


Semoga Allah menghujamkan di hati hingga akhir hayat, semoga istiqomah dengan penuh cinta.

Tiga Juliku.
Setor Hafalan surat pertamaku.

Mohon doanya :)) trims

0 komentar:

 

little one on earth Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea