Untuk Ibu Malam Ini

Malam ini, sejujurnya aku hendak curhat. iya tentang ibu..
sebelumnya aku pulang ke rumah, membawa sesuatu untuk ibu, sebuah benda yang ibu inginkan,
ibuuu, aku tak tahu dengan cara apa membahagiakanmu, karena rasanya aku tak mampuu.

sejenak senyum itu membahagiakan kita, aku dan engkau buu,
bahagia dengan benda yang aku bawa,

beberapa menit berlangsung.
dan tepat di sepersekian detiknya,
hah? kenapa benda ini tiba2 tak berfungsi?

buncahan kepanikan dan kesedihan berkecamuk.
sedikit saja Tuhan, aku ingin membuatnya tersenyum ...

sedikit saja..

sms datang dari sahabatku..
saat kutanya sedang apa?
ia jawab : "lagi meluk mamah.. :) "

ah indahnya, bukaan :)

bu rasanya dibalik rasaku yang malu menunjukan sayangku,
aku juga ingin memelukmu..

sebuah pelukan untuk ibu...
untuk ibu malam ini..

ibu sungguh aku mencintaimu.

Selaras

23 : 23
angka yang semestinya dua bola mata sudah terhalang dari sinar
saat semestinya ada hati yang jauh lebih tenang dari gejolaknya bersama raja siang
saat semestinya senyum terpancar di genangan tenang yang dalam.

saat itu, saat semestinya kekhawatiran sudah sirna, rasa seharusnya sudah biasa
saat yang semesetinya mencemaskan yang tak perlu dicemaskan itu berdiri dibatas akhir masa.

saat itu semuanya tak nampak selaras,
tentang hati yang seharusnya tidak begitu, begini,
saat semuanya tak nampak selaras
saat Sang Rahim memberi sayang, tapi dinafikan hati

saat semuanya betul-betul tak selaras.
yaa, bukankah pekerjaan kita banyak yang tak selaras?
pekerjaan kaki, pekerjaan mata, jari, bahkan hati.

Allah, ampuni mayoritas ketidak selarasan kami.
antara hati dengan lisan, dengan percakapan, dengan tindakan,
antar yang telah diajarkan, dan apa yang telah diikrarkan,

ampuni hati yang belum selaras menderma diri kepadaMu,
yang masih tak selaras menjalani setiap indah nashMu
yang tak selaras menjaga cinta yang sebenarnya selaras diciptakan olehMu.

laraskan hati, saat ini, tak akan ada lagi hati yang diobrak abrik hati lain.
laraskan langkah, laraskan untuk selaras, menuju Jannah bertemu sang Pemiliknya.
laraskan laraskan dalam tenang, dalam indah.

laraskan, maka akan selaras :)
 

Tentang Hidup, Tentang Saya

Katanya kebahagiaan itu diciptakan, bukan dicari.
Pertama mendengarnya saya langsung tersenyum, oo yaa
kebahagiaan itu diciptakan,
iyaaa,
kalau tidak saya buat sendiri,
saya yakin hari ini saya ga tau apa yang namanya senyum
apa yang namanya ceria.

banyak dari mereka (bahkan sahabat terdekat)
tidak tahu yang sebenarnya,
sesuatu yang krusial yang sebenarnya genting dan sangat penting.

kadang, berfikir mengapa ini terjadi mengapa itu terjadi
menjadikan diri kita picik sendiri.
tidak mau mengakui kesalahan dan dosa yang kita buat sendiri.
Oh Allah ampuuun..

bahagia :)
bahagia :) untuk apapun yang terjadi :)

bukan untuknya bukan untuk siapa
tapi untuk kita,
dan untuk DIA  :)