Buat Bang Donny,
Tulisan sederhana saya, untuk mengucapkan terimakasih dari hati.. :)
“Kaki
yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih
banyak dari biasaanya, mata yang menatap lebih lama dari biasanya, leher yang
akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras
dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut
yang selalu berdoa.” (Dhirganthoro, 2007:326)
Novel yang saya baca waktu kelas
tiga smp, akhirnya saya tonton filmnya, dulu hampir semua quote yang saya suka
saya tulis ulang, dan ngehabisin kertas binder zaman smp karena hampir setengah novelnya saya tulis hehe gatau deng lupaa.. pokonya banyak bang :) .
Buku 5CM memang begitu mempesona, bukan perjalanan
alam, tapi perjalanan hati. Saya
bertanya-tanya bagaimana SUATU SAAT saya BISA seperti abang Dhony
Dirganthoro, menulis sedemikian hebatnya, cerdas, ilmiah, tapi ga jauh
dari kehidupan muda yang gila dan gaul.
Impian, persahabatan, cita-cita dan
cinta terangkum kuat di novel yang kemudian diterjemahkan sangat eksotis di
filmnya. Lagi-lagi sungguh mempesona. Film berduarsi kurang lebih 120 menit
yang kayanya kalo satu novel: sampai detail-detailnya difilm-in bakal
lebih cetar lagi. tapi puas dengan keindahan alam dan
Ranu Kumbolo yang dulu cuma ada di angan-angan atau di gambar, akhirnya
terjawab lewat mata Fedi Nuril, Herjunot
Ali. Denny Sumargo, Igor Saykoji, Pevita Pearce, serta Reline Shah, lewat film yang sudah lama saya tunggu-tunggu.
Menurut Rizal Mantovani
(sang sutradara-red )ada dua tantangan besar yang harus ia hadapi dalam film
berdurasi sekitar 2 jam ini. Film yang mengisahkan persahabatan 5 orang
sahabat, dengan latar kisah Gunung Semeru ini benar-benar syuting di atas
gunung tertinggi di Jawa tersebut. Sehingga bisa dibayangkan banyak
kesulitan yang harus di hadapi Rizal dalam proses syuting yang memakan waktu
sekitar 3 pekan tersebut. Mulai dari membawa berbagai peralatan ke atas gunung
hingga menjaga mood para pemain. Meski begitu Rizal mengaku salut pada 6
pemain utamanya yang diakui sangat solid dan kuat dalam segi fisik dan mental.
Fedi Nuril, Herjunot Ali. Denny Sumargo, Igor Saykoji, Pevita Pearce, serta Reline
Shah menurut Rizal merupakan pemain yang profesional dan luar biasa.
"Di atas (Semeru) mereka
semua luar biasa solid, saya salut," ujar Rizal. (REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA).
Di tulisan sederhana saya ini, Saya
ingin mendokumentasikan juga kalimat Bang Rizal : "Ini film terberat selama karir
saya sebagai sutradara. Tak hanya dari segi medan tapi juga ini adalah film
adaptasi novel pertama saya," kata sutradara yang melambung namanya lewat
film Jelangkung tersebut. Masih dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA . Jumat,
26 Oktober 2012, 05:00 WIB
Hebat sekaliiii! :)
Dan
saya sebagai penonton juga penikmat novel 5cm, sangat antusias dengan
karya-karya ini, baik novel dan atau filmnya, membangkitkan semangat , termasuk untuk tulisan sederhana saya ini bang, :) saya selalu berharap buat ga cuma jadi seonggok daging
yang bisa berbicara, berjalan dan punya nama.
Dan
tugas saya sekarang adalah...................
Punya “Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari
biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasaanya, mata yang
menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas,
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan
bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang selalu berdoa."
BISMILLAH............ Terimaksih bang donny
dhirgantoro, semua crew film dan para pemeran.. semoga menginspirasi anak
bangsa lebih dari biasanya...
Oyaa, bang donny izinkan saya cerita kejadian yang menimpa saya; salah satu penonton film dari novelnya abang, penonton yang berada di belahan Indonesia bagian barat tepatnya Jatinangor, Sumedang Jawa Barat! :) dari sebelum hari pertama 5cm muncul
12-12-12, udah kebayang-bayang pengen
nonton banget, tapi pada akhirnya telah habis dan ga kebagian tiket di hari pertama, lanjut
besoknya,alias hari ini 13-12-12 Alhamdulillah dapet yang siang, dibeliin kaka yang masuk bioskop
duluan, nahlo dimana saya?
Jam 12.00 teater 1 di mulai, saya masih berada di kelas, di ruang C206 ruang paling ujung di gedung c,lantai dua, nomer enam, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, saya masih kuliah, padahal otak udah di 21nya jatinangor town square! Sempet kesel gitu, gara-gara telat, kepikiran tuh film gimana mulainya, udah sampai mana? (untung udah baca jadi tetep nyambung walau agak telat..) dosen lagi ngomong, dan saya masih kesel ke kaka yang beli tiket jm 12.00, siapa tahu gitu ada yang jam 1? iiii lagi sibuk-sibuknya mikirin itu, damn! kecemberutan itu terbaca dosen! : “senyum atuhh! Saya ga suka senyum tapi ga suka liat orang ga senyum, ga usah bawa-bawa urusan rumah kesini atuuh!” tegur Pa Nandang, pada saya yang lagi mikirin itu jam di laptop bapak ko g maju-majuu? g sabar,,, "hee iya paa maaf.." senyum dikit, mencoba tenang, itung-itung belajar ikhlas, sabar, dan mencoba memaknai ucapan pa nandang, bahwa saya harus tetap tenang dengan apapun yang terjadi, meskii dalam hati : hadooooh udah 12.09!
Jam 12.00 teater 1 di mulai, saya masih berada di kelas, di ruang C206 ruang paling ujung di gedung c,lantai dua, nomer enam, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, saya masih kuliah, padahal otak udah di 21nya jatinangor town square! Sempet kesel gitu, gara-gara telat, kepikiran tuh film gimana mulainya, udah sampai mana? (untung udah baca jadi tetep nyambung walau agak telat..) dosen lagi ngomong, dan saya masih kesel ke kaka yang beli tiket jm 12.00, siapa tahu gitu ada yang jam 1? iiii lagi sibuk-sibuknya mikirin itu, damn! kecemberutan itu terbaca dosen! : “senyum atuhh! Saya ga suka senyum tapi ga suka liat orang ga senyum, ga usah bawa-bawa urusan rumah kesini atuuh!” tegur Pa Nandang, pada saya yang lagi mikirin itu jam di laptop bapak ko g maju-majuu? g sabar,,, "hee iya paa maaf.." senyum dikit, mencoba tenang, itung-itung belajar ikhlas, sabar, dan mencoba memaknai ucapan pa nandang, bahwa saya harus tetap tenang dengan apapun yang terjadi, meskii dalam hati : hadooooh udah 12.09!
Setelah agak lama dan mencoba menikmati kelas, walau ga bisa lepas mikirin tu tempat duduk di studio 1, akhirnya bel yang aneh yang
biasanya saya cela, hari itu saya puji, dia berbunyi pada pukul 12.15 bukan 12.30 seperti yang saya kira sebelumnya,
bergegas saya keluar, lari-lari (niat banget nonton) melawan hujan, nyetop angkot
gratis unpad, menuju gerbang keluar pejalan kaki, duduk paling deket sama pintu mobil, gamau ngalah sama nona-nona mahasiswi kedokteran asli India
yang turun di dekat FISIP menuju asramanya bukan gerbang keluar tujuan saya yang lebih jauh sedikit dari situ. Pokonya sesampainya saya di gerbang keluar, (yang biasa disebut gerbang lama) film 5cm, udah ada 5 cm di depan kening saya:
Di otak udah wanti-wanti jangan naik
angkot cokelat kosong karena pasti ngetem lama, dan Allah ngasih rezekiNya lagi,
sebuah motor, berkendara irfan hilmy (teman sekelas saya) datang melewat, akhirnya saya nebeng buat nyampe Jatos. Baik
hati, lewat teman yang baik hati itulah Allah memberi pertolonganNya, Alahmdulillah Ya Allah, Makasih Irfan! :) akhirnya dengan
sepatu putih yang terkena ciprtan air saya lari-lari kecil, menuju 21 dari pintu masuk, sampai sampailah saya ke
E8 studio 1 Jatinangor Town Square dan nonton film dari buku favorite saya!
AN UNFORGETTABLE Novel AN UNFORGETTABLE Movie!
*bukunya sudah lecek, buku kakak saya sebenarnya, dan banyak yang pinjem, baru kembali di tahun ini. hihihi gapapa yang penting filmnya yang keren udah saya tonton!
:)
Sekali lagi terimakasiih :)
"Ada yang pernah bilang kalau idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimilki oleh generasi muda" 5 cm.
2 komentar:
haha... seru cha.. :)
hahha masa a? makasih a, i :) i want to be a writer like him and u :)
Posting Komentar