Rabu, 28 Januari 2015

Cancelled Part 1

Diposting oleh Nisa Dewi Suni di 08.19
Mimpi .
berikut cerita saya soal mimpi,
bukan,
bukan bunga tidur.

yang saya maksud, mungkin adalah bunga kehidupan.
Jika terwujud, ia bagai bunga di taman yang tumbuh bermekaran.
Indah.


Smester tiga,empat,lima, enam, tujuh, dan sekarang sudah menginjak smester delapan.
Dulu, Smester 1 atau sebelum kuliah, rasa-rasanya tidak mungkin untuk pergi ke luar negeri sebagaimana dimimpikan setiap orang.

Smester dua mendengar kabar bahwa, Jurusan mengadakan tes untuk beberapa orang mengikutinya. Tes menuju Negeri Piramida.


Smester 3, sekitar itu.. Saya diikutkan sebuah tes menuju Mesir.
teman-teman  saya yang bersama saya mengikuti tes itu, sudah mahir berbahasa Arab,
Pintar, cerdas, smart, Mahir Jiddan deh pokoknya.
saya ragu datang ke tempat tes, bahasa arab pas-pasan, jarang dilatih, dan mungkin karena kurang cinta. heu..
tapi saya datang mencobanya, tanpa harapan.
saya datang hanya membawa keberanian mencoba.
dan seperti kalian tau, saya tak beruh mengikutinya, hingga kegagalan adalah jawaban.

Mesir? Coret. Mesir 2013 T.T
Secercah harapan kembali muncul,
Ada jalan lain, seperti yang dilakukan Kaka Kelas sebelumnya yaitu dengan mengirim proposal ke sejumlah instansi mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi, sampai Nasional, dan tentu Swasta.
Saya dan sembilan orang teman saya mencobanya.
kami berkumpul, membuat rencana, bermimpi bersama, menginap di salah satu rumah sahabat untuk begadang membuat proposal, prin, esok paginya pergi menyebar, mengedor setiap pintunya.

Ah, saya bingung memulai cerita dari mana.
mungkin, dari lantai dua gedung dekanat,

Disana, salah satu dosen kami bercerita tentang sebuah negara dimana temannya bisa membantu mengurus course kami, jika kami mau, mengurus mulai dari LoA sampai penginapan.
Saat itu, bunga-bunga serasa mengitari kami,
bunga-bunga itu bernama Sudan, Sudan,Sudan, Sudan. Salah satu Teman kami sampai berteriak, berjingkrak-jingkrak merasa senang, mendengar kabar itu. Ada yang bisa mengurus kami, di ujung impian kami. Belajar di luar negeri.

Kami solat dzuhur bersama waktu itu di Masjid Ibnu Sina. Rencana kami, kami ingin mengoreksi proposal yang kami buat, tapi hujan turun, dan kami memutuskan untuk bertilawah terlebih dahulu.
sampai seorang dari kami menemukan sebuah ayat.

"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan" (Al-Mulk:15)

Kami seolah termotivasi lebih tinggi membaca ayat itu, kami akhirnya selalu ingin menjelajah bumi Allah. Hingga kami menamai diri kami dengan Para Penjelajah Bumi Allah. (PPBA). sedikit alay, sedikit apa banyak yaa? seorang kaka kelas kami kadang menyebutnya (Para Pencari Budak Alay) kalau ga salah :D

ah, itu sebutan saja supaya saat menjarkom ada sebutan mudah, PPBA :D

(masih ingat intens jarkom lewat sms, belum ada wa, line, dsb.) dan masih aktif sekali di facebook, kalau dilirik, dokumen penting, tak sembarang ada disana.

penting?
Ya, kita ga main-main.
sebuah instansi Negeri meminta kami membuat paspor,
dan kami membuatnya tanpa tahu, memang kita berangkat?



dari ujung Sumedang, saya dan teman saya mondar-mandir, yang lain menyebar di kota/kabupatennya masing-masing, Bandung, Sukabumi, Ciamis, Depok, Jakarta.
Cacian, tertawaan, melawan rasa malu saat menginjakkan kaki, pelayanan yang empet banget, sampai justru terkesima dengan pelayanan di kantor lain kami alami.

Kami ajukan proposal pribadi kami.
Satu Minggu, dua Minggu, tiga minggu, sampai kami malu follow upnya dan hilang.

tak sampai disitu,
proposal kelompok kami ajukan,
waktu itu saya dan teman saya dari Jatinangor hendak menjelajah Jakarta.
Disana, banyak perusahaan besar, intansi negara yang sepertinya bisa membantu.
Lumayan, nambah pengalaman, naik-naik ke gedung pencakar langit, BUMN, Pertamina, Sam***rna, perusahaan-perusahaan swasta, dan lain-lain.

selama dua hari kami menjelajah Jakarta, sengaja, saya ingin mencoba semua kendaraan disana, hihi katro yaa mulai dari kereta, angkot, bajaj, busway, metromini, bis dan motor :D

kelaparan. saya bersama tiga orang teman saya yang berpencar menuju instansi-instansi berkumpul di monas, berbagi pengalaman, ketawa-ketawa, dan makan mie kriuk-kriuk (gadoin). hingga sore hari, kami pulang ke basecamp di Depok, rumah salah satu rumah dari kami.

Depok, kami menemukan banyak hal, berjalan-jalan keliling UI, naik bikun sok-sokan anak UI,hhiihi sampai ngeprin yang super mahal. Oya, jadi ingat salah satu tempat prin disana, kami pengunjung paling lama, sampai-sampai kami seolah akrab dengan mereka.

Perjalanan di Depok, Jakarta, Sumedang, Bandung, memiliki banyak kenangan.

hingg a tercetus dari lisan ini : seneng yaa "Selalu ada kenangan di setiap perjalanan, makaaa ..
jelajahilah bumi Allah" bersama-sama seperti menjadi sebuah moto.

Sungguh, kemana pun itu, selalu ada pelajaran, hikmah, kenangan di setiap perjalanan bukan? :)

Lagi-lagi satu, dua , tiga minggu kami menunggu, senang setiap selesai memberi proposal, dan harapan-harapan pun bersemi, hingga banyak kabar bermunculan setiap selesai follow up :

"Mohon maaf, atasan kami sedang tidak ada di tempat, silakan hubungi 3 hari lagi" atau
"Mohon maaf baru saja saya berikan ke bagian perencanaan."
"Mohon maaf, saya kejebak banjir jadi belum ke kantor lagii"

"Iya de, proposal yang mana ya? nomor berapa? wah hilang sepertinya."
"Mohon maaf, untuk tahun ini tidak ada dana untuk seperti ini."
"Neng, kami terima proposalnya tapi harus diurus lagi yaa mungkin ini untuk tahun depan. seharusnya setahun sebelum sudah mengajukan yaa."

dan masih banyak lagi :)

dua, tiga bulan, mimpi ke Sudan menjadi kenangan bersama perjalan menyebar proposal.
delapan dari kami menyerah,
ternyata dua orang dari kami, tembus proposalnya dan berangkat ke Negeri Agamis itu.
enam bulan berlalu,
Singkat cerita salah satu dari sisanya tak menyerah mengirim aplikasi ke Maroko, dan dia menjadi satu-satunya dari universitas kami yang berangkat..

tersisalah tujuh dari kami yang masih menyimpan mimpinya,
dan waktu berlalu, mereka yang berangkat telah kembali, giliran siapakah yang menggapai mimpinya?

Bersambung..

0 komentar:

 

little one on earth Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea