Selasa, 14 Agustus 2012

Prolog : Tentang Surat yang Semu

Diposting oleh Nisa Dewi Suni di 09.25
Seharusnya aku tahu.. sejak awal ini sudah salah.

Bingkai foto itu pecah, membuat kertas foto dapat langsung tersentuh tanpa kaca yang melindunginya lagi. Senyuman itu pun langsung pecah, dari tulus menjadi tak terurus.
Foto itu mengingatkanku pada sosok pria yang baik hatinya, baik hingga aku tak dapat memilih tempat dimana aku letakkan kebaikannya. Entah di hati atau cukup di otak, untuk bermain logika bahwa ini tak boleh berurusan dengan hati. Karena sosok itu adalah kamu, kamu yang bersandiwara atau hanya bermain saja, kamu yang senyumnya bak perisai surga yang dibocorkan malaikat pembawa kabar gembira.
Seharusnya aku tahu, bagaimanamengendalikanmu.
Namun cinta tak mudah diatur, ia menerobos relung, ia melupakan titah sang mahkota kepala, ia mengabaikan petuah teman-temannya, bahwa sosok itu hanya akan membuat terluka.

Dua tahun sudah aku keliru, dan bodohnya aku bermain-main dalam kekeliruan itu, aku masih menganggap sosok baik itu hanya untukku. Sedang mataku menyaksikan banyak bingkai indah tertata di kamar gadis-gadis itu, foto tentang kamu dan mereka. 
(yang juga terjadi padaku.)

seharusnya kamu tahu, bahwa aku tak penah merasa terganggu dengan ucapanmu, aku hanya tak tahu dimana aku bisa menempatkan setiap manismu.
terkadang aku bertanya, bagaimana bisa kita bertemu, berbincang, dan merasa kita menemukan dunia kita, sedang pada akhirnya aku lagi yang terluka.

seharusnya aku tahu, bahwa aku tak lagi boleh memikirkanmu.
 


0 komentar:

 

little one on earth Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea