sama dengannya,
menghela nafas, menenangkan yang sebenarnya tidak tenang,
iya, hati namanya.
apalagi jawaban guru jika bukan karena kurang berdzikir.?
sesekali ingin pergi begitu saja seperti sore tadi,
menjadi tersadar seiring langkah sendiri.
ada yang pelik, yang sengaja dinafiki,
dilupakan untuk menyematkan ketenangan, padahal
semu,
sungguh menjadi semu bukan hal yang menguntungkan.
ada hal yang dilupakan, terlalu lama peliknya, terlalu dalam
hingga membisu tanpa ada yang tahu, kecuali diriMu.
ada yang bisu didalam Qalbu. dalam sekali tak terlihat,
tak terjamah, sudah jengah,
kecuali.. satu,
menghela nafas, menenangkan yang sebenarnya tidak tenang,
iya, hati namanya.
apalagi jawaban guru jika bukan karena kurang berdzikir.?
sesekali ingin pergi begitu saja seperti sore tadi,
menjadi tersadar seiring langkah sendiri.
ada yang pelik, yang sengaja dinafiki,
dilupakan untuk menyematkan ketenangan, padahal
semu,
sungguh menjadi semu bukan hal yang menguntungkan.
ada hal yang dilupakan, terlalu lama peliknya, terlalu dalam
hingga membisu tanpa ada yang tahu, kecuali diriMu.
ada yang bisu didalam Qalbu. dalam sekali tak terlihat,
tak terjamah, sudah jengah,
kecuali.. satu,
0 komentar:
Posting Komentar